Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat - Syukuran Kemerdekaan

Advertisement
Advertisement
Teks Khutbah Jumat Singkat - Saat ini kita sebagai warga Negara Indonesia mungkin telah banyak merasakan nikmatnya kemerdekaan, nikmatnya kebebasan, dan nikmatnya hidup dalam ketenangan. Namun kita semua tau, kemerdekaan yang kita rasakan saat ini merupakan hasil jerih payah dari para pahlawan yang telah berjibaku melawan para penjajah yang datang dari berbagai negara. Dengan semangat api yang sangat besar, rakyat Indonesia akhirnya mampu melawan serta mengusir para penjajah dari tanah air kita Indonesia.

Tanggal 14 Agustus adalah hari dimana penjajah (Jepang) menyatakan menyerah pada sekutu, hanya saja berita kekalahan Jepang ini masih dirahasiakan oleh Jepang. Namun demikian para pemimpin dan pemuda pergerakan Indonesia, lewat siaran luar negeri telah mengetahui bahwa Jepang telah menyatakan menyerah kepada sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945. Kemudian pemuda Indonesia segera menemui Bung Karno meminta untuk segera memprolamasikan kemerdekaan Indonesia lepas dari pengaruh Jepang. 

Namun Bung Karno tidak menyetujuinya, menurutnya kemerdekaan itu harus di rumuskan terlebih dahulu dalam rapat PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Namun golongan muda mendesak agar tanggal 16 Agustus 1945  Khutbah Proklamasi Kemerdekaan segera dilaksanakan. Kemudian dini hari tanggal 16 Agustus 1945, golongan muda mengadakan rapat di Asrama Baperpi, Jalan Cikini 71 Jakarta dengan keputusan untuk membawa Bung Karno dan Bung Hatta keluar kota agar tidak terkena pengaruh Jepang.

Pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno-Hatta diculik oleh Soekarni, Yusuf Kunto, dan Syodanco Singgih ke Rangasdengklok. Pada sore harinya, Ahmad Soebarjo memberi jaminan bahwa selambat-lambantnya esok hari tanggal 17 Agustus 1945 Soekarno-Hatta akan memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945 akhirnya Ir. Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dan mulai saat itu Indonesia di akui oleh berbagai negara dan dinyatakan MERDEKA.

Pada blog kali ini saya akan sedikit menuliskan contoh teks khutbah jumat tentang Syukuran Kemerdekaan, dan berikut adalah ulasannya :

Contoh Teks Khutbah Jumat - Syukuran Kemerdekaan


Khutbah awal

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنفسِــــيْ بِتَقْوَى اللهِ وطاعَتــِـه، فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ 

Hadirin jamaah jumat rahimakumullah

Pada masa pergolakan politik indonesia di era Orde Lama, Bung Karno pernah melontarkan istilah JASMERAH, artinya jangan sekali-kali melupakan sejarah. Istilah tersebut digunakan untuk menumbuhkan kesadaran rakyat bahwa bangsa Indonesia ini tegak diatas pengorbanan para pahlawan yang telah mengorbankan harta, jiwa, dan raganya. Dengan istilah itu pula Bung Karnoingin membangkitkan semangat perjuangan pada penerus bangsa untuk membangkitkan semangat perjuangan pada penerus bangsa untuk mengisi kemerdekaan dengan berbagai perjuangan dan pengorbanan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Setiap kita memperingati hari kemerdekaaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) atau Hari Pahlawan, maka bayangankita akan terisi dengan gambaran perjuangan para pahlawan yang dengan gigih merebut kemerdekaan dari para penjajah. Dari sekian banyaknya para pemimpin perjuangan rakyat Indonesia, sebagian besar dari mereka adalah para pemimpin umat yang beragama islam. Bahkan diantaranya adalah para ulama yang juga giat mengajarkan dan mendakwahkan Islam.

Mengapa para ulama dan pemimpin umat berani berjuang dan rela mengorbankan apa saja yang mereka miliki untuk meraih kemerdekaan? Tidak lain karena umat islam yang menyuruh Umatnya untuk menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari perbuatan munkar, atau bisa disebut amar ma’ruf nahi munkar. Hal tersebut sesuai dengan perintah Alloh ta’ala di dalam QS.Ali-Imran[3]:104.

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Artinya : “Dan hendaklah ada dia antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”.

Yang dimaksud dengan perbuatan ma’ruf adalah segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Alloh , sedangkan munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari padanya. Anjuran alloh tersebut diulang dan dipertegas lagi di ayat 110.

Kemampuhan doktrin islam dalam amar ma’ruf nahi munkar yang dalam hal  ini membela rakyat tertindas serta melawan penindasan penjajah belanda, telah disadari oleh pemerintah kolonial Belanda. Karena itu adalah wajar apabila dalam rangka mempertahankan kekuasaannya penguasa kolonial Belanda mencurigai setiap kekuatan Islam yang terorganisir. Hampir seluruh pemberontakan terhadap penguasa Belanda di Nusantara ini terus menerus digerakan oleh semangat Islam yang tidak pernah tinggal diam melihat penindasan dan kemunkaran lainnya.

Mari mengenal peristiwa Batavia dikepungan digempur oleh Sultan Agung (1613-1645), perang Makasar (1633-1669), Perang Trunojoyo dan Karaeng Dalesong (1675-1680), Perang Palembang (1818-1821), Perang Paderi (1821-1832), Perang Diponegoro (1825-1830), Perang Banjar (1854-1864), Perang Aceh (1875-1903), serta banyak lagi perlawanan dan pemberontakan kecil yang tidak disebutkan dalam sejarah. Dalam bermacam peperangan ini telah tertawan dan gugur sebagai pahlawan bangsa serta syuhada karena jihad fi sabilillah, tokoh-tokoh seperti Sultan Hasanuddin, Trunojoyo, Karaeng Galesong, Untung Suropati, Pangeran Antasari, Pangeran Hidayatulloah, Tuanku Imam Bonjol, Tuanku Nan Renceh, Panglima Polem, Pangeran Diponegoro, Teuku Cik Di Tiro, Teuku  Umar, Cut Nyak Dien, dan ribuan pengikut-pengikutnya yang tidak bisa disebut satu persatu.

Para pejuang Islam tidak mengenal rasa takut dalam berjuang melawan penjajah, meskipun nyawa taruhannya. Para pejuang Islam meyakini bahwa peperangan melawan penjajah yang notabene orang Non Islam (Kapir), maka peperangan itu sama saja dengan jihad fi sabilillah. Ulama menekankan keutamaan jihad di jalan Alloh dan pahala yang akan diterima jika seseorang menemui ajalnya dalam peperangan. Pejuang yang gugur akan mendapatkan derajat dan pahala mati syahid. Ingtalah firman Alloh dalam QS.Ash-Shaff[61], 10-13:
   
. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ .لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً. فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
وَأُخْرَى تُحِبُّونَهَا نَصْرٌ مِنَ اللَّهِ وَفَتْحٌ قَرِيبٌ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ
 
Artinya :10. “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?” 11. “(yaitu) kamu beriman kepada Alloh dan RasulNya dan berjihad di jalan Alloh dengan harta dan jiwa mu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” 12. “Niscaya Alloh akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukanmu kedalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan (memasukan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar.” 13. “Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Alloh dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.”

Beberapa ayat diatas dan berbagai ayat lain yang menjelaskan keutamaan jihad di jalan Alloh telah mendorong para pejuang untuk lebih semangat lagi melawan para penjajah. Namun memang para penjajah yang menghalalkan berbagai taktik perang, akhirnya mampu jufga mematahkan perlawanan para pejuang tersebut. Setelah berbagai perlawanan rakyat dipadamkan,maka pada giliran berikutnya pemerintah kolonial Belanda berusaha memojokkan peranan Islam di bidang politik untuk mencegah perlawanan rakyat.

Pada perang Aceh (1875-1903), kas Hindia Belanda nyaris bangkrut. Penyelesaian perang Aceh yang berlarut-larut adalah penyebabnya. Perang itupun merupakan beban yang cukup berat bagi pemerintah kolonial belanda. Oleh karena itu, pemerintah kolonial belanda meminta penasehat militernya, Snouck Hurgronje, untuk memberikan masukan agar perang Aceh segera diselesaikan. Sebagaimana ditulis Siti Soemandari Soeroto (dalam Kartini sebuah Biografi), “Menurut keyakinan snouck, golongan yang paling prinsipil menentang penjajahan Belanda ialah golongan Islam, teristimewa golongan santri. Maka dalam konsepsinya menyelesaikan Perang Aceh ia juga menyarankan supaya pemimpin-pemimpin golongan islam dikejar-kejar terus, jangan diberi ampun. Sebaliknya, golongan adat atau feodal, kaum teuku supaya diberi hati dan dirangkul. Konsepsi itu tidak hanya untuk Aceh, melainkan untuk seluruh Hindia Belanda, juga untuk Jawa.”

Hadirin Rahimmakumullah

Tidak ada kekuatan yang paling ditakuti pemerintah Kolonial Belanda di Indonesia ini kecuali kebangkitan Islam yang didukung oleh rakyat. Ahli-ahli orientalis Belanda sudah lama tau bahwa kebangkitan Islam berarti bangkitnya kesadaran rakyat untuk membebaskan diri dari penindasan, ini berarti perlawanan terhadap penjajah. Pemerintah Kolonial Belanda dari pengalamannya sadar bahwa tidak bisa memisahkan antara militansi perlawanan rakyat peribumi dengan islam. Islam dan rakyat Indonesia seperti ruh dengan badan. Islam dan rakyat Indonesia merupakan suau hal yang tidak bisa dipisahkan.

Setelah era perjuangan fisik berlangsung, maka para pejuang muslim mulai menggunakan sarana pergerakan atau organisasi modern untuk menyuarakan aspirasinya. Pada awal abad ke-20 kita mengenal Boedi Oetomo, namun sesungguhnya pergerakan yang didirikan pada tahun 1908 ini, hanya berpengaruh dikalangan kaum intelektual Jawa, dan hanya mempunyai cabang-cabang di pulau Jawa saja. Kondisi tersebut berbeda dengan Sarekat Islam yang dipimpin HOS Cokroaminoto pada1911 adalah merupakan kelanjutan dari Sarekat Dagang Islam yang didirikan Haji Samanhudi pada tahun 1905.

Sungguh harus disadari bahwa Islam memang merupakan mayoritas sejati di Indonesia, terbukti pada kongres Central Sarekat Islam di Bandung yang berlangung dari tanggal 17-24 juni 1916. Kongres dihadiri oleh 16.000 orang, yang terbagi dalam 80 utusan dari seluruh Nusantara. Baru pertama kali dalam sejarah Pergerakan Nasional Rakyat Indonesia, bangsa Indonesia dari seluruh penjuru tanah air berkumpul di suatu tempat. Menurut Drs Masyhur Amin dalam “Saham HOS Tjokroaminoto dalam kebangunan Islam dan Nasionalisme di Indonesia” antara lain menuliskan : “Pada kongres Central Sarekat Islam di Bandung tahun 1916 itu pahlawan Nasional HOS Tjokominoto berpidato dengan  bahasa Melayu (Indonesia) yang tekanannya pada kesadaran dan kebebasan negeri ini secara politis dan penjajahan asing, antara lain ia berkata : “Kita cinta bangsa sendiri dan dengan kekuatan ajaran agama kita, agama Islam, kita berusaha untuk mempersatukan seluruh bangsa kita atau sebagian besar dari bangsa kita.”

Hadirin Rahimakumullah

Dengan kita mengenang perjuangan pejuang Islam dalam merebut kemerdekaan pada masa lalu, maka kita akan sangat menghormati jasa-jasa mereka. Memang tidak semua pahlawan adalah muslim, namun dari sekian pejuang muslim yang ada, mereka telah digerakan oleh semangat suci, yaitu amar ma’ruf nahi munkar. Semangat tersebut membulat dalam sebuah perjuangan melawan kedzaliman yang disebut jihad fii sabilillah yang telah Alloh janjikan padanya pahala yang tiada terkira. Sungguh kesemuanya itu akan dapat menggerakan kesadaran akan tanggung jawab kita untuk mengisi kemerdekaan ini dengan amal terbaik, yaitu amal yang mulia di hadapan Alloh dan bermanfaat bagi umat manusia. 

Khutbah Tsani 

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمن سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا ، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ وَأَمِيْنُهُ عَلَى وَحْيِهِ ؛ فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
أَمَّا بَعْدُ مَعَاشِرَ المُؤْمِنِيْنَ عِبَادَ اللهِ : اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى وَرَاقِبُوْهُ مُرَاقَبَةً مَنْ يَعْلَمُ أَنَّ رَبَّهُ يَسْمَعُهُ وَ يَرَاهُ  اللهم اغـفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الاحياء منهم والاموات اللهم اعـز الاسلام والمسلمين واهلك الكفرة والمشركين ودمر اعدائنا واعدائك اعداء الدين بحق رب العالمين ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفى الاخرة حسنة وقنا عذاب النار برحمتك يا ارحم الراحمين والحمد لله رب العالمين 
 عباد الله ان الله يأمر بالعدل والاحسان وايتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون ولذكر الله اكبر استغفرالله لي ولكم

Itulah contoh teks khutbah jumat syukuran kemerdekaan. terimakasih telah berkunjung ke blog kami, semoga apa yang kami tulis bisa bermanfaat bagi anda yang membaca terutama bagi anda yang membutuhkan khutbah idul adha terbaru dan lengkap silakan di baca. Terimakasih

Advertisement