Contoh Teks Khutbah Idul Fitri Singkat Lengkap

Advertisement
Advertisement
Khutbah Idul Fitri Lengkap Terbaru – Semua orang di dunia ini tidak akan pernah luput dari yang namanya kesalahan, kesalahan bisa saja terjadi tanpa kita dengan sengaja melakukannya. Baik kesalahan terhadap sesama manusia, makhluk lain ataupun kesalahan terhadap Tuhan kita , seperti meninggalkan sholat dan sebagainya.

Agar kita terbebas dari keselahan itu, biasanya kita lakukan dengan meminta maaf. untuk sebagian orang meminta maaf sangatlah mudah, karena menurutnya hanya tinggal mengucapkan kata maaf saja. Namun yang sebenarnya meminta maaf itu tidaklah mudah, karena tidak hanya mengucapkan kata maaf saja melainkan dengan hati.

Hati juga harus memiliki rasa untuk meminta maaf dan dalam hatinya berjanji untuk tidak melakukan kesalahan itu lagi. Pada blog sederhana ini kami akan menuliskan contoh khutbah idul fitri "Menjadi Seorang Pemaaf". Dan berikut adalah ulasan khutbah tentang menjadi seorang pemaaf dalam kehidupan sehari-hari:

Contoh Khutbah Idul Fitri Terbaru Terlengkap - Menjadi Seorang Pemaaf

Khutbah ke 1

اَلْحَمْدُ للهِ وَحْدَهُ، نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرُ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَهُوَ الْمُهْتَدُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا   أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ بَلَغَ الرِّسَالَةَ وَأَدَّى اْلأَمَانَةَ وَنَصَحَ لِلأُّمَّةِ وَتَرَكَنَا عَلَى الْمَحْجَةِ الْبَيْضَاءِ لَيْلَهَا كَنَهَارِهَا لاَ يَزِيْغُ عَنْهَا اِلاَّ هَالِكٌ  اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ دَعَا بِدَعْوَتِهِ اِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ, فَيَا عِبَادَ اللهِ اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي الْخَاطِئَةِ الْمُذْنِبَةِ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِي مُحْكَمِ التَّنْزِيْلِ بَعْدَ  أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
.الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ


Hadirin  yang di muliakan Alloh

Hamdan wa syukron wa Ni’matan, bagi kita yang telah tulus ikhlas menjalankan segala kewajiban dan berbagai amal sholeh di bulan Ramadhan kemarin patutlah bersyukur. Kita semua telah melewati bulan suci ramadhan , dengan berbagai amal shalih sehingga Ramadhan sangat berarti bagi olah batin kita dalam rangka untuk pengabdian padaNya. Ramadhan, sebagai bulan penuh arti bagi riyadkah batiniyah telah berlalu. Dan kitapun memasuki bulan berikutnya dengan menyandang status idul fitri (kembali pada asal kejadian manusia yang suci).

Asumsinya, segala perbuatan dosa yang sempat mencemari kesucian jiwa manusia, insyaalloh dengan riyadlah di bulan Ramadhan akan terhapuskan dan manusia kembali pada asal penciptaannya yang fitri, suci. Untuk itulah kemudian manusia merayakannya sebagai sebuah hari kemenangan karena mampu menemukan kembali kesuciannya. Menang dalam arti mampu  membersihkan diri dari kotoran-kotoran yang menjadi penghambat bagi manusia untuk melakukan pengabdian kepada Alloh dengan cara menjalankan segala amal shalih.

Hadirin rahimakumullah

Dalam suasana hati yang penuh gembira, dengan segala kebahagiaan yang kita rasakan, saat anggapan kemenangan itu kita gapai, marilah sejenak kita merenung..... benarkah, selama  sebulan lamany kita telah menjalankan ibadah puasa, dengan penuh ketatan dan kepatuhan, hanya mengharap ridla-Nya, yang kita harapkan sebagai cara peningkatan kualitas ketakwaan kita kepada Alloh SWT? Betulkah, kita semua telah  lulus dalam menghadapi ujian berpuasa sebulan penuh lamanya, membendung dan menyingkirkan segala godaan dan nafsu angkara murka? Berhasilkah kita membersihkan iman dan bintik-bintik kemaksiyatan,  kemunafikan, dan kemungkaran? Di hari raya setelah ramadhan kita bersuka ria. Namun, adakah suka ria itu karena kita sedang mensyukuri kemenangan atas setan atau justru suka ria yang atas nama hawa nafsu? Sekian banyak pertanyaan lagi yang patut kita munculkan untuk muhasabah diri tentang apa yang pernah kita lakukan.

Hadirin rahimakumullah

Setelah kita melakukan puasa dengan khusu sesuai dengan yang digariskan Alloh SWT atas dasar iman dan hanya mengharap ridla Alloh, insya Alloh kita bagaikan anak yang baru lahir dari kandungan sang ibu. Hak Alloh telah kita tunaikan. Saat itulah kemudian kita memiliki kewajiban untuk membebaskan hak adam dengan saling memberi maaf. Muncullah kemudian tadisi hala bihalal yang pada intinya merupakan realisasi dari ajaran saling memaapkan ini. Tidak berlebihan jika dikatakan salah satu hikmah puasa adalah membentuk pribadi yang gampang memaafkan ini.

Memberi maaf pada orang lain adalah perbuatan terpuji yang tidak mudah dilakukan. Ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan perintah mudah memaafkan orang diantaranya: QS Ali Imran: 133-134:

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
.الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Artinya: “Dan bersegeralah kamu menuju ampunan Tuhanmu dan surga yang lebarnya selebar langit dan bumi yang disediakan untuk  orang-orang takwa”. Yaitu mereka yang menafkahkan  (hartanya), baik, di waktu lapang maupun sempit dan yang mampu menahan amarah dan memaafkan (kesalahan) orang. Alloh menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”

Ayat diatas dimulai dengan kalimah perintah yang menegaskan munculnya perlombaan supaya bersegera menuju ampunan Alloh. Hal tersebut menjadi sebuah keniscayaan, sebab yang dituju oleh ayat tersebut adalah agar manusia melakukan upaya secepat-cepatnya untuk mensegerakan diri ke ampunan Alloh.

Dalam konteks memberi pengampunan orang lain, ayat tersebut juga memberi pelajaran bahwa, Alloh saja sangat mudah memberi pengampunan jika manusia menyegerakan diri meminta pengampunan, mengapa manusia tidak? Memang memberi pengampunan terhadap kesalahanorang lain, bukanlah sesuatu yang mudah. Jika kita cermati lebih jauh tentang kandungan ayat tersebut, muncul sebuah tingkatan bagi seseorang yang menghadapi kesalahan orang lain.

Pertama, kata yang digunakan adalah al-kazhimin, yang mengandung makna “penuh dan menutupnya dengan rapat”  seperti wadah yang dipenuhi air lalu ditutup dengan rapat agar tidak tumpah. Ini mengisyaratkan bahwa perasaan tidak bersahabat masih memenuhi  hati yang bersangkutan, pikirannya masih menuntut balas, tetapi ia tidak menuruti ajakan hati untuk menuntut balas, ia menahan amarah. Ia menahan diri sehingga tidak memunculkan kata kata buruk, dan perbuatan negatif.

Kedua, diatas tingkatan ini adalah yang memaafkan, kata al-‘Afiin terambil dari kata al’Afw yang bisa diterjemahkan dengan kata maap. Kata ini bermakna menghapus. Seseorang yang memaafkan orang lain hakikatnya adalah orang yang menghapus luka hatinya akibat kesalahan yang dilakukan orang lain terhadapnya.

Kemudian untuk mencapai tingkatan ketiga, Alloh mengingatkan bahwa yang disukainya adalah orang yang berbuat kebajikan, yakni bukan sekedar menahan amarah dan menghapus segala kejadian buruk dari orang lain yang menimpanya, namun juga berbuat baik kepada orang tersebut. Ibaratnya perbuatan buruk yang pernah menimpanya sudah dianggap tidak ada.  

Hadirin Rahimakumullah

Tentu kita semua telah melakukan “laku ritual” menebus segala dosa, tidak ingin kembali bergelimang dosa. Semua aktifitas anggot badan kita mesti kita jaga agar kita tidak menjadi orang-orang yang merugi. Marilah kita simak sebuah hadist Rasulullah SAW, dalam hadist shahihnya: yang artinya: 

“Tahukah kalian semua, siapakah orang yang bangkrut itu? Tanya rasulullah kepada para sahabatnya- merekapun menjawab: “Orang yang bangkrut menurut kita adalah mereka yang tidak memilki uang dan harta benda yang tersisa.” Kemudian Rasulullah menyampaikan sabdanya: “Orang yang benar-benar pailit-diantara umatku- ialah orang yang dihari kiamat dengan membawa (seabrek) pahala shalat, puasa dan zakat, tapi (sementara itu) datnglah orang-orang yang menuntutnya, karena ketika (di dunia) ia mencaci ini, menuduh itu, memakan harta si ini, melukai si itu, dan memukul si ini. Maka di berikanlah pahala-phala kebaikannya kepada si ini dan si itu. Jika ternyata pahala-pahala kebaikannya habis sebelum dipenuhi apa yang menjadi tanggungannya, maka diambillah dosa-dosa mereka (yang pernah di dzaliminya) dan ditimpakan kepadanya. Kemudian dicampakanlah ia ke api neraka.” Naudzubillah........! (HR. Muslim dari Abu Hurairah)

Ternyata mulut, tangan, perut dan anggota tubuh kita yang biasa kita gunakan untuk beribadah, bersujud, berdzikir, berpuasa, memberikan zakat, dapat membuat kita pailit kelak. Tidak hanya menghabiskan modal pahala yang kita tumpuk sepanjang umur kita tapi bahkan dapat menarik kepada kita kerugian orang lain. Ini semua tentunya gara-gara kita tidak memperhatikan dosa dan kesalahan yang kita lakukan terhadap sesama. Oleh karenanya, marilah kita memperlakukan dan berinteraksi dengan orang lain dengan hati-hati, sebagaimana kita ingin diberlakukan.

Khutbah ke 2

 إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمن سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا ، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ وَأَمِيْنُهُ عَلَى وَحْيِهِ ؛ فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
أَمَّا بَعْدُ مَعَاشِرَ المُؤْمِنِيْنَ عِبَادَ اللهِ : اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى وَرَاقِبُوْهُ مُرَاقَبَةً مَنْ يَعْلَمُ أَنَّ رَبَّهُ يَسْمَعُهُ وَ يَرَاهُ  اللهم اغـفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الاحياء منهم والاموات اللهم اعـز الاسلام والمسلمين واهلك الكفرة والمشركين ودمر اعدائنا واعدائك اعداء الدين بحق رب العالمين ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفى الاخرة حسنة وقنا عذاب النار برحمتك يا ارحم الراحمين والحمد لله رب العالمين 
 عباد الله ان الله يأمر بالعدل والاحسان وايتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون ولذكر الله اكبر استغفرالله لي ولكم

Itulah contoh khutbah idul fitri singkat Menjadi seorang pemaaf, kami mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam menulis, dan semoga blog ini bisa bermanfaat bagi anda yang membacanya. Terimakasih

Advertisement